BESARNYA penjualan sepeda motor bebek di Indonesia membuat pabrikan meningkatkan daya saingnya dengan
mengeluarkan produk yang semakin canggih. Pertarungan di tahun 2005 sudah memasuki kawasan dapur pacu di atas
125 cc yang mengusung teknologi motor besar. Serunya yang terlibat persaingan tidak hanya pabrikan Jepang tetapi
produsen motor Cina pun tidak mau kalah berupaya menarik pembeli.
Meningkatnya kapasitas cc ini berkaitan dengan banyaknya konsumen di wilayah Asia Tenggara seperti Indonesia,
Thailand, dan Malaysia yang mulai menggandrungi motor jenis ini. Pada awalnya, sepeda motor tipe bebek hanya
berfungsi sebagai alat transportasi jarak dekat dengan rute kurang dari 80 kilometer, untuk mengangkut barang-barang.
Namun, seiring dengan perkembangan kebutuhan masyarakat, sepeda motor ini bukan lagi hanya untuk mengangkut
barang, tapi sudah banyak difungsikan untuk kebutuhan lainnya.
Menurut Ketua Umum AISI (Asosiasi Sepeda Motor Indonesia), Ridwan Gunawan, popularitas sepeda motor bebek yang
memakai mesin di atas 110 cc memang sedang meningkat. Data penjualan yang dikumpulkan AISI sepanjang tahun
2004 menunjukkan respons masyarakat yang cukup tinggi.
Hingga bulan November 2004, Honda Karisma menjadi pemimpin pasar dengan angka penjualan sebanyak 466.330
unit. Disusul Suzuki Shogun 125 yang terjual 276.484 unit, kemudian Kawasaki Blitz Joy R dengan penjualan sebesar
3.497 unit. "Sekarang ini, pasar motor jenis bebek yang bermesin 125 cc mulai marak. Konsumen mulai banyak yang
membeli motor bebek dengan kekuatan mesinnya lebih besar, yakni 125 cc," ujar Ridwan.
Tidak heran kalau pabrikan motor Jepang semakin agresif meluncurkan motor bebek berkapasitas mesin lebih besar
dengan mengadopsi teknologi motor besar atau moge. PT Indomobil Suzuki International (ISI), menjual tipe motor bebek
bergaya sport Satria F150, yang diklaim sebagai Hyper Underbone pertama di Indonesia. Motor ini mengadopsi
teknologi Suzuki GSXR-1000 yang selalu masuk dalam urutan teratas pada berbagai kejuaraan balap motor kelas dunia,
seperti AMA Superbike dan British Superbike.
Mesin Satria F-150 memakai teknologi Twin Cam atau DOHC (Double Overload Camshafts), 4 langkah , dan 4 katup.
Artinya satu silinder memakai empat klep sekaligus. Masing-masing dua katup saluran masuk (intake) dan dua katup
saluran keluaran (exhaust). Selain itu dapur pacunya memiliki diameter silinder 62 mm yang lebih besar dari langkah
piston 48,8 mm. Tidak heran kalau rasio kompresinya mencapai 10,2 :1 yang membuat bebek satu ini bisa diajak adu
cepat. Suzuki mengklaim daya maksimum yang dihasilkan hyper underbone ini mencapai hingga 16,0 PS pada rpm
9.500.
Tenaga sebesar ini didukung oleh pemakai peranti pasokan bensin yang berteknologi karbu vakum atau Constant
Velocity (CV). Pada teknologi ini dapur paculah yang mengendalikan permintaan bahan bakar melalui sistem vakum.
Semakin besar tekanan di dalam ruang bakar, berdampak pada tingkat permintaan campuran udara-bensin yang kian
besar. Artinya semburan bensin spuyer akan bertambah banyak seiring dengan besarnya tenaga yang dikeluarkan.
Untuk mengatur pasokan mesin sistem CV mengandalkan membran karet karbu.
Motor ini juga dilengkapi dengan air dan oil jet cooling - lazim digunakan motor-motor besar Suzuki - yang menjaga
mesin tetap bekerja pada suhu ideal. Silinder mesinnya menggunakan bahan aluminium yang dilapisi SCEM (Suzuki
Composite Electrochemical Material), sangat tipis namun kuat. SCEM melepaskan panas mesin secara efisien sehingga
temperatur mesin tetap pada suhu ideal. SCEM juga menjadikan bobot mesin lebih ringan, dibandingkan motor bebek
yang menyandang mesin 125 cc.
Kedepannya mesin berteknologi 4 katup tampaknya akan semakin populer di Indonesia. Pabrikan Jepang Yamaha
berencana merilis Galaxy dan akan menjadi pemain baru di kelas bebek 125 cc. Namun begitu, Yamaha tidak mau sama
persis dengan pesaing lain seperti Honda Karisma, Suzuki Shogun, dan Kawasaki Blitz Joy. Motor gres YMKI ini
kabarnya bakal memakai mesin tegak 4-tak, DOHC 4 valve yang merupakan pengembangan baru.
Teknologi mesin 4 katup juga dilansir produsen motor nonJepang, seperti Grand Surya Champ yang mewakili mesin
tegak kuda besi Cina. Yang dibidik penggemar bebek sporty. Champ mengandalkan mesin berkapasitas 125 cc dengan
teknologi DOHC alias kem ganda.
Bebek injeksi
Persaingan sepeda motor tidak hanya terbatas pada kekuatan dan kelebihan kapasitas mesin, tetapi juga masalah
teknologi dengan pemakaian bahan bakar (BBM) yang lebih irit. Untuk itu Honda memutuskan untuk memasang
teknologi injeksi.
Versi motor bebeknya sudah dirilis di Thailand sejak tahun lalu yang dijual dengan nama Honda Wave-i. Projek bebek
injeksi dikerjakan Honda Jepang sejak 1995. Merancang mesin kapasitas kecil dengan suplai bahan bakar sistem
injeksi. Desainnya mencontek mesin moge, tapi satu silinder yang diaplikasi. Dengan teknologi ini pencampuran bensin
dengan oksigen jauh lebih baik di ruang bakar. Besarnya pasokan bensin disesuaikan dengan tenaga yang dikeluarkan.
Berdasarkan informasi, beredarnya Honda berinjeksi di Indonesia ini ditepis Irwan Wibisono, manajer penjualan PT Astra
Honda Motor saat ditemui di sela Lomba Irit Honda di Bandung, Minggu (13/3). Menurutnya, masih belum bisa dipastikan
kapan jenis ini diedarkan di sini. Alasannya, masih banyak faktor yang musti dihitung seperti masalah kualitas BBM dan
juga SDM-nya.
"Salah satu masalah yang menghambat masuknya teknologi injeksi di sini masih pada kualitas BBM-nya. Dengan kualitas BBM yang tidak seragam menjadikan kita mesti lebih berhitung karena teknologi ini cukup rentan. Kita juga kan
masih belum bisa menjamin kualitas BBM di daerah-daerah akan sama seperti yang di kota. Kita tidak ingin ada kesan
teknologi ini bermasalah hanya gara-gara kualitas BBM yang tidak seragam," ujarnya.
Teknologi injeksi Honda yang disebut PGM-F1 pada Wave-i seperti dikutip situs world.honda.com terdiri dari beberapa
bagian penting, yaitu pertama sensor aliran udara (air flow volume signal) yang terletak di moncong trottle body.
Fungsinya untuk memberikan sinyal aliran volume udara. Kemudian dibaca ECU guna menakar volume semprotan
bensin. Kedua, ECU (engine control unit) atau unit kontrol elektronik yang mengatur semprotan bahan bakar dan
mengatur timing pengapian. Peranti ini berhubungan juga dengan Throttle Valve (TV) dan Nozel. TV sama fungsinya
dengan katup kupu-kupu di karburator Keihin yang biasanya berfungsi sebagai cuke. Namun pada sistem injeksi untuk
mengatur aliran udara yang berhubungan dengan grip gas, Nozel sendiri bertugas mengabutkan bahan bakar.
Ketiga, Fuel Pressure Regulator yang dikenal dengan nama pembalik aliran bahan bakar. Fungsinya mengatur aliran
bahan bakar ke ruang mesin. Alat ini bekerja kalau ada bensin yang berlebihan, maka akan dialirkan balik menuju tangki
bensin.
Keempat, perangkat sensor yaitu Oil Temperatur Sensor yang bertugas memberikan tanda sensor atau sinyal kondisi
suhu mesin. Sensor lainnya adalah magnet yang memiliki fungsi berbeda dengan magnet motor karburator. Di motor
injeksi tidak hanya sensor pulser untuk pengapian, tapi juga untuk sistem EFI (Elektronic Fuel Injector)-nya. Hasilnya
pemakaian bensin jadi semakin irit. Memang teknologi sepeda motor bebek kian canggih saja.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
tulisan kacau., dari mulai DOHC (overhead bukan over load) PGM-FI bukan F1., dan EFI bukan injector tapi injection. payah.
BalasHapus